RSS

Kamis, 22 Maret 2012

Teori Kebenaran dalam Filsafat Ilmu


Ayu Sityamurti (1215101945)
Filsafat Ilmu
Kurikulum Teknologi Pendidikan


Soal:
1.    Teori Kebenaran
2.    Beda antara Benar dan Betul
3.    Beberapa macam kebenaran
4.    Contoh kebenaran ilmiah
5.    Apa ciri-ciri ilmu yang dianggap benar oleh orang-orang?
Jawab :
1.    Kebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan human. Sebagai nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat manusiawi atau martabat kemanusiaan (human dignity) selalu berusaha “memeluk” suatu kebenaran.
Pengertian Kebenaran dan Tingkatannya

Berdasarkan scope potensi subjek, maka susunan tingkatan kebenaran itu menjadi :
1. Tingkatan kebenaran indera adalah tingakatan yang paling sederhanan dan pertama yang dialami manusia
2. Tingkatan ilmiah, pengalaman-pengalaman yang didasarkan disamping melalui indara, diolah pula dengan rasio
3. Tingkat filosofis,rasio dan pikir murni, renungan yang mendalam mengolah kebenaran itu semakin tinggi nilainya
4. Tingkatan religius, kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan yang Maha Esa dan dihayati oleh kepribadian dengan integritas dengan iman dan kepercayaan

Manusia selalu mencari kebenaran, jika manusia mengerti dan memahami kebenaran, sifat asasinya terdorong pula untuk melaksankan kebenaran itu. Sebaliknya pengetahuan dan pemahaman tentang kebenran, tanpa melaksankan konflik kebenaran, manusia akan mengalami pertentangan batin, konflik spilogis. Karena di dalam kehidupan manusia sesuatu yang dilakukan harus diiringi akan kebenaran dalam jalan hidup yang dijalaninya dan manusia juga tidak akan bosan untuk mencari kenyataan dalam hidupnya yang dimana selalu ditunjukkan oleh kebanaran.

Teori-Teori Kebenaran Menurut Filsafat
1. Teori Corespondence : menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu kedaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju/ dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut.

2. Teori Consistency : Teori ini merupakan suatu usah apengujian (test) atas arti kebenaran. Hasil test dan eksperimen dianggap relible jika kesan-kesanyang berturut-turut dari satu penyelidik bersifat konsisten dengan hasil test eksperimen yang dilakukan penyelidik lain dalam waktu dan tempat yang lain.

3. Teori Pragmatisme : Paragmatisme menguji kebenaran dalam praktek yang dikenal apra pendidik sebagai metode project atau medoe problem olving dai dalam pengajaran. Mereka akan benar-benar hanya jika mereka berguna mampu memecahkan problem yang ada. Artinya sesuatu itu benar, jika mengmbalikan pribadi manusia di dalamkeseimbangan dalam keadaan tanpa persoalan dan kesulitan. Sebab tujuan utama pragmatisme ialah supaya manusia selalu ada di dalam keseimbangan, untuk ini manusia harus mampu melakukan penyesuaian dengan tuntutan-tuntutan lingkungan.

Kebenaran Religius : Kebenaran tak cukup hanya diukur dnenga rasion dan kemauan individu. Kebenaran bersifat objective, universal,berlaku bagi seluruh umat manusia, karena kebenaran ini secara antalogis dan oxiologis bersumber dari Tuhan yang disampaikan melalui wahyu.


2.    
a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Benar berarti 1 sesuai sebagaimana adanya (seharusnya); betul; tidak salah: apa yg dikatakannya itu --; jawabannya -- semua; 2 tidak berat sebelah; adil: keputusan hakim hendaknya --; 3 lurus (hati): orang ini amat --; 4 dapat dipercaya (cocok dng keadaan yg sesungguhnya); tidak bohong: krn diancam akan dibunuh, ia memberikan kesaksian yg tidak --; 5 sah: keputusannya --; 6 sangat;sekali;sungguh:mahal--bukuini; be•nar-be•nar a sungguh-sungguh: nasihat gurunya - dipegangnya;

b. Sedangkan Betul, menurut KBBI adalah 1 benar; sesungguhnya; tidak bohong: -- , dia adalah kemenakan saya; 2 benar; tidak salah; tidak keliru: pendapatan hitungan ini --; 3 sejati; bukan tiruan; bukan campuran; tulen: perhiasan yg dipakainya spt emas --; 4 tepat; persis: tembakannya -- mengenai jantungnya; 5 langsung (tidak serong): rumahku dng rumahmu berhadapan --; 6 lurus (tegak) benar: jalan yg --; berdiri --;

Pertama, kata benar digunakan sebagai pernyataan dari sebuah pengakuan terhadap kebenaran (adanya sesuatu). Terlebih dahulu  kita perlu menggunakan contoh terhadap ungkapan benar sebagai sebuah pengakuan yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak atau semua orang sepakat dengan realitas-realitas atau kenyataan bahwa ; tahi kucing busuk,  di sungai ada batu, air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, ayam jago berkokok dan api mengeluarkan panas.

Pengakuan terhadap  hal-hal yang seperti itu atau pernyataan untuk hal tersebut adalah benar. Contoh lain adalah jeruk purut rasanya asam. Gula rasanya manis, kedua kenyataan itu  diakui dan dinyatakan sebagai benar. Pada tanggal 24 Desember 2004 terjadi gempa dan sunami di Nanggroe Aceh Darussalam. Yang memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia adalah Ir. Soekarno. Kedua pernyataan tersebut diakui dan dikatakan benar . Karena sungguh ada terjadi dan pernah terjadi sebagai sebuah realitas. Keberadaanya itu tidak dapat dinafikan atu dipungkiri. Realitasnya itu harus diakui, maka untuk pengakuan terhadapnya adalah dengan menggunakan kata benar

Banyak lagi dan tidak terhingga contoh yang bisa dimunculkan, tetapi  contoh tersebut sudah memadai. Selajutnya penulis akan mengambil pengertian benar berdasarkan contoh yang telah diungkapkan tadi. Adapun pengertian benar yang dapat diambil adalah, bahwa  kata benar sebagai sebuah konsep ditujukan utuk menyatakan    ada-nya sesuatu yang tidak dapat dibantah atau dipunkiri ke – ada – nya itu.

Makanya  hal-hal yang berkaitan dengan  ada-nya sesuatu disebut dengan kebenaran. Kebenaran  sebagai  hal-hal yang berkaitan dengan apa yang ada, adanya sesuatu  diwujudkan atau didukung oleh zat dari  yang ada , sifat-sifat dari   yang ada dan bentuk atau model dari  yang ada. Jadi kebenaran itu adalah adanya sesuatau dengan segala atributnya. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan apa yang ada adalah apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi serta apa yang ada di antara langit dan bumi. Dengan kata lain apa yang ada sebagai isi alam raya ini dengan segala atributnya. Ada-nya sesuatu itu baik di langit ataupun di bumi dapat berupa benda fisik, berupa proses, kondisi atau situasi. Kontradiksinya adalah bathil artinya ungkapan untuk menyatakan apa yang tidak ada atau ditiadakan. Artinya kita harus menggunakan kata bathil untuk memberikan pernyataan dari sesbuah pengakuan terhadap sesuatu yang memang tidak ada atau ditiadakan. Tetapi kebanyakan kita ungkapan benar sering dikontradiksikan dengan kata salah atau keliru. Dalam hal ini perlu mendapat perhatian serius oleh kita semua.

Kedua konsep betul, dapat pula dijelaskan. Terlebih dahulu dikemukakan contoh-contoh untuk itu. Misalnya 2 + 3 = 5, bunga di taman (dalam keadaan layu) kalau disiram dengan air akan menjadi segar. Kedua  kenyataan tersebut diakui, pengakuan untuk itu digunakan kata betul. Contoh lain adalah air bila dipanaskan akan mendidih dan sebuah gelas bila dilemparkan ke batu atau kediding beton akan pecah.  Untuk memberikan pengakuan terhadap contoh tersebut kita gunakan kata betul.

Berdasarkan contoh-contoh diatas dapat diambil pengertian betul, yakni penunjukan tehadap  hubungan sebab dan akibat atau hukum kausalitas. Dapat dilihat pada realitas yang ada bila apa saja yang berbilang dua kalau ditambah  tiga   akan berakibat  terjadinya bilangan lima, maka kita mengakuinya dengan menyatakan dengan menggunakan kata betul . Kontradiksinya adalah salah artinya tidak ada menunjukan hubungan sebab dan akibat. Untuk hal ini dapat dikemukakan contoh lain misalnya  air kalau dipanaskan akan menjadi uap .  Pada penggunaannya kata   betul ini sering salah suai. Terkadang ada orang menggunakan kata benar terhadap pernyataan 5 + 2 = 7. Padahal pengakuan yang yang kita berikan sebaiknya adalah menggunakan  kata betul. Perlu juga kehati-hatian dalam penggunaannya.


3.    Macam-macam kebenaran :

Kebenaran dari suatu masalah dapat dibagi 3, yaitu :


Kebenaran Subjektif
Kebenaran yang lebih didasarkan kepada ego pribadi dan pandangan subjektif. Segala sesuatu masalah, bila kita menganggapnya benar dan merupakan fakta, maka itulah fakta dan kebenaran subjektif.

Contoh : Sampai sekarang masih ada sekelompok kecil orang yang tergabung dalam Flat Earth Society yang menganggap bumi ini adalah datar dan tidaklah bulat. Mereka menolak mentah2 semua pembuktian yang mendukung kenyataan bahwa bumi itu bulat. Foto2 bumi dari luar angkasa maupun peta bumi disebut sebagai penipuan besar2an yang dilakukan oleh NASA, MIR dan kartograf2 yang bersekongkol untuk membohongi penduduk dunia. Mereka hidup bahagia dengan keadaan dan kebenaran subjektif seperti itu.

Kebenaran Objektif
Kebenaran yang sebenar2nya, fakta yang merupakan kenyataan karena merupakan keadaan objektif yang sesungguhnya dari suatu masalah, sehingga inilah yang disebut kebenaran yang sejati. Yang harus diingat dari kebenaran sejati ini adalah kebenaran sejati tidaklah kekal.
Contoh : Bumi bulat (sebenarnya tidak bulat sempurna) merupakan kenyataan yang ada sekarang ini, terlepas dari apakah bumi itu berbentuk apa dulu ataupun di masa yang akan datang. Bukti bahwa bumi itu bulat telah dibuktikan dengan pelayaran dari barat ke timur, penerbangan mengelilingi bumi, perjalanan ke luar angkasa dan inilah kebenaran yang objektif, yang sejati. Namun apakah kebenaran ini kekal? Jawabannya tidak, karena kita tidak tahu kapan bumi akan berubah bentuk, misalnya ditabrak meteor atau ada perubahan besar yang menyebabkan bumi tidak akan menjadi bulat lagi seperti sekarang ini.



Kebenaran Konstruktif 

Kebenaran yang terbangun dan terbentuk dari pandangan dan opini massa dan banyak orang. Kebenaran seperti ini boleh merupakan kebenaran subjektif yang terkadang menyalahi kebenaran sesungguhnya, namun boleh juga merupakan kebenaran objektif yang sesungguhnya. Kebenaran seperti inilah yang biasanya banyak mendominasi arti dan makna kebenaran dalam dunia ini.

Contoh : Anggapan bahwa bumi itu datar pernah menjadi suatu kebenaran konstruktif di zamannya dulu sebelum ada pembuktian2 yang dapat diterima untuk mempertanyakan dan menggugat kebenaran konstruktif tersebut.

Jadi, hemat saya, kebenaran sekalipun itu kebenaran objektif tak usah dan harus dipaksakan kepada orang lain, karena masing2 individu mempunyai patokan kebenarannya sendiri, sekalipun itu salah adanya karena mereka hidup bahagia dalam kesalahannya itu. Tidak ada hak kita untuk merenggut kebahagiaan daripadanya.

Namun, adalah tanggung jawab moral masing2 individu, terutama yang mempunyai pengaruh luas dalam pemberian informasi semisal ilmuwan, jurnalis, media massa, pengajar, pemuka2 masyarakat untuk menyajikan informasi yang seobjektif mungkin guna memberikan pembelajaran dan produksi informasi yang sehat di dalam masyarakat. Termasuklah di dalamnya untuk mengajukan argumentasi yang benar buat mencegah pembelajaran yang cuma berdasarkan pembenaran subjektif yang salah kepada generasi muda yang akan menjadi tumpuan bangsa dan negara di masa depan.


4.    Apa ciri-ciri ilmu yang dianggap benar oleh orang-orang?

 Menurut Randall dan Buchker (1942) mengemukakan beberapa ciri umum ilmu diantaranya :
1.    Hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
2.    Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan     karena
yang menyelidiki adalah manusia.
3.    Ilmu bersifat obyektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan
    metode ilmu tidak tergantung kepada yang menggunakan, tidak     tergantung pada pemahaman secara pribadi.

Menurut Ernest van den Haag (Harsojo, 1977), mengemukakan ciri-ciri ilmu, yaitu :
1.    Bersifat rasional, karena hasil dari proses berpikir dengan     menggunakan akal (rasio).
2.    Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh panca     indera.
3.    Bersifat umum, hasil ilmu dapat dipergunakan oleh manusia tanpa     terkecuali.
4.    Bersifat akumulatif, hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian selanjutnya.



Sumber :
http://van88.wordpress.com/teori-teori-kebenaran-filsafat/
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php
http://jalius12.wordpress.com/2009/08/22/%E2%80%9C-b-e-n-a-r-%E2%80%9C/
https://iccsg.wordpress.com/2011/07/11/tiga-macam-kebenaran/
http://filsafat-ilmu.blogspot.com/2008/01/teori-kebenaran.html
http://www.slideshare.net/herdisaksul/apa-itu-ilmu


2 komentar: