Perolehan Bahasa Kedua.
Ada lebih dari 200 bahasa di
amerika, sehingga para pelajar dikategorikan kedalam 3 jenis, yaitu :
1. ESL
(English as a second language) atau Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua
2. LEP
(Limited english profiency) atau Bahasa Inggris yang terbatas
3. ELL
(English Language Learners) atau sedang belajar Bahasa Inggris
Menurut penelitian yang ada, 20%
pelajar non-amerika tidak bisa menguasai bahasa inggris. Sehingga meninmbulkan
apa yang disebut “Ketidaksinambungan Kultural” antara lingkungan rumah dengan
sekolah.
Bagaimana anak-anak ini mendekati
masalah belajar bahasa inggris? Ini bukan tugas yang mudah, kompetensi
komunikatif dalam bahasa apa pun lebih dari sekedar mengetahui pelafalannya,
pembentukan katanya dan tata bahasanya. Pengajar juga harus memahami bagaimana
norma-norma atau penggunaan bahasa sesuai dengan peran, status sosial dan berbagai macam situasi yang berbeda.
Orang-orang yang belajar bahasa
kedua tidak secara pasif menyerap bahasa baru – mereka harus mendegarkan dengan
penuh perhatian. Semua membutuhkan waktu.
Menangani Keanekaragaman Bahasa di kelas.
·
Pendekatan
Submersion:
Pendidikan
pada hal ini sering disebut pendidikan dwi-bahasa. Pengajaran untuk siswa-siswa
yang berbahasa selain bahasa inggris mendapat pijakan lebih jauh ditinjau dari
hasil putusan makhamah agung 1974 dalam Lau
v. Nichols, sebuah gugatan class action yang dibawa oleh siswa-siswa china
di San Fransisco melawan distrik di sekolahnya. Mahkamah Agung mengatakan bahwa
pengajaran yang disajikan dalam bahasa yang tidak dipahami oleh siswa sama
dengan memberikan akses yang sama ke sistem pendidikan. Praktik distrik itu,
serperti dengan sistem pendeketakan Submersion (penceburan) yaitu dengan
memasukan kelompok LEP (yang mempunyai kemampuan bahasa inggris yang terbatas
kedalam beberapa kelas yang reguler menggunakan bahasa inggris tanpa adanya
seorang pendamping) jadi para siswa/pelajar LEP diberikan waktu untuk belajar
sendiri bahasa inggrisnya. Namun praktik pada pelajar-pelajar china tersebut
sudah tidak diberlakukan.
·
Pendekatan
Traditional Biligual Program
Dalam
program ini pengajar mula-mula menggunakan bahasa asli dari siswa (dalam hal
ini diluar Bahasa Inggris) dan sedikit demi sedikit penggunaan bahasa inggris
ditingkatkan sampai siswa cukup profisien. ESL termasuk dari program ini.
Selain itu,
para peneliti juga telah menengarai beberapa metode yang digunakan oleh
guru-guru efektif untuk membantu siswa yang minoritas mampu untuk menggunakan
bahasa inggris dalam bidang pelajaran lainnya. Allen (1991) melaporkan bahwa
guru-guru efektif itu :
1. Menyederhanakan
bahasa mereka, menggunakan gerakan tubuh, dan mengaitkan pembicaraan dengan
sebuah konteks yang kuat.
2. Membuat
bahasa mudah dipahami dengan selalu ingat akan kebutuhan khusus pelajar
3. Menggunakan
bahasa asli dengan bijaksana, bilamana perlu.
Penelitian tentang bagaimana siswa
memperoleh bahasa inggris sebagai bahasa kedua seringkali dipaksa mengalah pada
berbagai tekanan politik. Banyak orangtua menentang program dwi-bahasa, karena
percaya bahwa pendekatan itu memghambat kemajuan anak-anak dalam belajar bahasa
inggris.
Perbedaan Gender
Bias gender dan perlakuan berbeda
terhadap perempuan masih menjadi masalah dikelas-kelas Amerika. Isu bias gender
masih dipertanyakan, apakah perbedaan bersifat alamiah, atau akibat sosialisasi
diferensial. Namun dalam beberapa dekade silam, juga ada keprihatinan bahwa
anak laki-laki tertinggal dibidang keterampilan verbal dan angka.
Sifat Perbedaan Gender
Ormrod (2000) merangkum tentang
perbedaan gender dan implikasinya dalam pendidikan sebagai berikut :
Fitur
|
Perbedaan/Persamaan
|
Implikasi untuk Pendidikan
|
Kemampuan Kognitif
|
Anak perempuan lebih baik kedalam tugas-tugas verbal, anak laki-laki
sedikit lebih baik dalam visual-spasial.
|
Mengharapkan anak laki-laki dan perempuan memiliki kemampuan kognitif
yang sama.
|
Fisik
|
Sebelum pubertas, keduanya memiliki fisik yang sama, namun setelah
pubertas anak laki-laki memiliki keunggulan, seperti lebih tinggi dan berotot
|
Mengasumsikan kedua gender memiliki potensi untuk mengembangkan
berbagai keterampilan fisik dan motorik, terutama di sekolah dasar
|
Motivasi
|
Anak perempuan pada umumnya lebih peduli dengan nilai-nilainya, dan
cenderung berkerja lebih keras dan rajin.
|
Mendorong semua gender unggul dalam sebuah subjek. Menghindari
steriotipe.
|
Asal Muasal Perbedaan Gender
Bukti terbaik adalah berasal dari
aspek bioligis dan hormon akan mempengaruhi jenis kesukaan pada
permainan/minat. Orangtua cenderung lebih kasar saat bermain dengan anak
laki-lakinya dan cenderung lebih lembut pada anak perempuannya.
Mengatasi Perbadaan Gender Dikelas
1. Sadarilah
tentang keyakinan dan perilaku anda sendiri.
2. Pantau
frekuensi dan sifat interaksi verbal anda
3. Pastikan
bahwa bahasa dan materi kurikulum anda bebas gender dan berimbang
4. Berikan
tugas-tugas dengan secara berimbang dan adil (equitable)
5. Tunjukan
sikap hormat kepada seluruh siswa dengan cara yang baik, baik itu laki-laki
maupun perempuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar